Kedutaan Besar Australia
Indonesia

Narasi Baru Sejarah yang Terlupakan: Koneksi Australia

Siaran Media

25 Juli 2018

Peran penting Australia dalam membantu Indonesia mencapai kemerdekaan merupakan tema diskusi publik tadi malam di pusat kesenian Komunitas Salihara Jakarta berjudul “Narasi Baru Sejarah yang Terlupakan.”

Diskusi yang didukung oleh Kedutaan Besar Australia di Jakarta, berfokus pada peran penting yang dimainkan oleh perempuan Australia Molly Bondan dalam gerakan kemerdekaan dan tahun-tahun awal Republik Indonesia.

Molly Bondan (sebelumnya Molly Warner) adalah anggota aktif Asosiasi Australia-Indonesia, yang sejak 1945 memainkan peran utama dalam menggalang dukungan untuk kemerdekaan Indonesia di Australia. Melalui gerakan ini, Molly bertemu dan menikah dengan aktivis kemerdekaan Indonesia Mohamad Bondan di Australia pada tahun 1946.

Mohamad Bondan telah ditangkap oleh otoritas kolonial Belanda atas kegiatan politiknya, diasingkan ke Digul di Papua dan kemudian dibawa ke Australia, dimana dia dibebaskan setelah itu.

“Generasi saat ini, di Australia pastinya, tidak tahu betapa pentingnya dukungan Australia yang penuh semangat untuk kemerdekaan Indonesia,” kata Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan. “Kami melobi untuk Indonesia di Dewan Keamanan PBB yang baru dibentuk dan dipilih oleh Indonesia sebagai wakilnya dalam diskusi PBB yang membawa pada kemerdekaan. Molly dan Mohamad Bondan adalah orang-orang luar biasa pada waktu yang luar biasa dalam sejarah dua tetangga dekat, seperti Indonesia dan Australia. Mereka mewakili yang terbaik dari sejarah bersama kita.”

Penulis Australia Annee Lawrence, yang telah melakukan residensi di pusat kesenian Komunitas Salihara Jakarta di bawah program Australian Asialink,  Tulis 2018:  Australia-Indonesia Writing Exchange, menjadi salah satu panelis. Fokus penelitiannya adalah hubungan Molly Bondan dengan gerakan kemerdekaan Indonesia.

Diskusi dibuka dengan pemutaran film dokumenter Indonesia Calling. Diproduksi oleh pembuat film asal Belanda, Joris Ivens, pada tahun 1946, yang menceritakan tentang boikot atas kapal-kapal Belanda yang dipimpin oleh para pekerja Australia untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Australia adalah salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, karena tingginya dukungan dalam masyarakat Australia untuk pembentukan Republik Indonesia.