Siaran Media
18 Oktober 2018
Di mana para pemimpin perempuan masa depan dalam sains? Kedutaan Besar Australia mengadakan acara ala TED-talk pada 18 Oktober mendiskusikan cara terbaik untuk mendorong perempuan berkarir di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).
Acara Kedutaan Besar Australia untuk para alumni dan tamu berjudul: Memecahkan Kode Perempuan di STEM: Di mana para pemimpin perempuan masa depan dalam sains?
Fokus diskusi adalah mengapa Indonesia memiliki lebih banyak perempuan di bidang STEM dari pada Australia dan apakah representasi perempuan yang lebih kuat dalam STEM menyokong upah yang setara dan peluang kepemimpinan yang lebih besar bagi perempuan.
Turut berpartisipasi dalam acara adalah para alumni Australia:
Dr Fenny Martha Dwivany – Profesor Madya di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung;
Dr Dwinantika Rika Marthanty - Dosen dan peneliti senior di Fakultas Teknik Universitas Indonesia;
Tengku Alia Sandra - Kepala Departemen Teknik Rel Kereta di PT Mass Rapid Transit Jakarta.
Pembicara dari Australia, Dr Francesca Maclean, juga berpartisipasi dalam diskusi. Dr Maclean adalah Direktur Strategi Fifty50, organisasi pelajar yang mempromosikan kesetaraan gender dalam STEM di universitas bergengsi di Canberra, Australian National University.
“Mereka semua adalah perempuan inspirasional yang bekerja di bidang yang menarik dan penting,” kata Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan.
“Saya harap semangat mereka dalam STEM akan memotivasi dan menantang yang lain untuk bekerja dan berada di bidang ini.”
Awal minggu ini, Australia mengangkat Duta Besar pertama untuk Perempuan di bidang STEM, yaitu pemenang penghargaan astrofisika Profesor Lisa Harvey-Smith. Ia akan mendukung para perempuan dan anak-anak perempuan dalam pendidikan dan berkarir di STEM, meningkatkan kesadaran, serta mendorong perubahan untuk kesetaraan gender di Australia.
Pertanyaan Media:
Ian Gerard 021 25505290