Siaran Media
27 April 2019
Kedutaan Besar Australia menyelenggarakan acara tahunan Gala Dinner Alumni Australia pada Sabtu 27 April untuk menyambut lebih dari 800 alumni dari seluruh Indonesia yang baru saja kembali dari studi di Australia dan memberi penghargaan kepada alumni yang berprestasi.
Kemitraan antara Australia dan Indonesia bermula sejak masa kemerdekaan Indonesia dan kedua negara tetap menjadi mitra dekat hingga hari ini.
Australia adalah tujuan studi luar negeri paling populer bagi pelajar Indonesia, dengan sekitar 20.000 pendaftaran setiap tahunnya. Para alumni memainkan peran penting memperdalam kerja sama antara kedua negara dalam membangun serta mendukung bisnis, keamanan, dan kemakmuran. Gala Dinner ini merayakan keberhasilan alumni Australia dan Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan, mengumumkan para pemenang Penghargaan Alumni Australia 2019.
"Australia dan Indonesia hidup berdampingan satu sama lain dan berada di lingkungan yang sama," katanya. Tahun ini menandai 70 tahun hubungan diplomatik antara Australia dan Indonesia namun Australia sangat mendukung Indonesia bahkan sebelum itu, mewakili Indonesia atas permintaan Presiden Sukarno dalam negosiasi PBB yang mengarah pada kemerdekaan secara formal.
“Program beasiswa pendidikan Australia untuk Indonesia dimulai pada tahun 1953 dan hubungan pendidikan telah menjadi bagian formatif dari hubungan kami sejak awal. Pemenang penghargaan malam ini adalah empat individu luar biasa yang telah memainkan peran penting dalam memperkuat hubungan ini dan meningkatkan kemakmuran Indonesia."
Pemenang Australian Alumni of the Year 2019 – Ibu Noni Purnomo dari Bluebird Group, alumni University of Newcastle. Penghargaan untuk Inovasi dan Kewirausahaan diberikan kepada Bapak Irfan Amalee yang berpartisipasi dalam program penghargaan jangka pendek Pemerintah Australia melawan terorisme dan Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia. Alumni Queensland University of Technology, Bapak Rorian Pratyaksa, memperoleh Penghargaan Alumni Muda Luar Biasa. Penghargaan untuk Memajukan Pemberdayaan Perempuan diberikan kepada Ibu Nilamsari Sahadewa, alumni Griffith University dan pendiri Kebab Turki Baba Rafi – yang mungkin merupakan jaringan waralaba kebab terbesar di dunia.
Pembicara utama tahun ini adalah alumni Australia Bapak Iwan Sunito, salah satu pendiri dan CEO Development Crown Group dan alumni Universitas NSW, yang berbagi kisah suksesnya - dari awal yang sederhana di Pangkalan Bun, Kalimantan hingga menjadi tokoh properti internasional.
Penyelenggaraan Gala Dinner ini tidak akan sukses tanpa dukungan dan sumbangan dari bisnis alumni Australia H&CO; Nola Marta; Uwerans; Ienmangination’s Jewelry; Castalie; AMAZARA; Oh MA Grain; DAV Foods; Marici; dan Ecolodges Indonesia; dan QANTAS serta Meat and Livestock Australia.
Alumni Australia berbakat memberikan kontribusi yang signifikan bagi organisasi, komunitas, dan negara mereka dan menjadi inspirasi bagi alumni Australia lainnya di masa depan.
Penerima Penghargaan Alumni 2019
Pemenang Australian Alumni of the Year 2019 – Ibu Noni Purnomo dari Bluebird Group, alumni University of Newcastle. Dia dikenal berkat kecerdasan bisnisnya yang tajam. Namun dia juga seorang filantrop yang menyediakan pinjaman kecil dan pelatihan untuk memulai usaha, beasiswa bagi anak-anak, dan secara pribadi mendukung lebih dari 100 anak. Ia juga merupakan anggota pendiri Angel Investment – memberdayakan perempuan wirausaha melalui investasi, bimbingan, dan menciptakan peluang jejaring. Ibu Noni juga mengabdi di beberapa dewan nasional dan internasional termasuk Australia-Indonesia Institute.
Penghargaan untuk Inovasi dan Kewirausahaan diberikan kepada Bapak Irfan Amalee yang telah berpartisipasi dalam program penghargaan jangka pendek Pemerintah Australia melawan terorisme dan Program Pertukaran Muslim Australia Indonesia – sebuah program kunjungan intensif dua minggu untuk pertukaran budaya, sosial, antaragama, dan intelektual. Bapak Irfan adalah Pendiri dan Direktur Peace Generation Indonesia. Peace Generation membaurkan bahan-bahan pendidikan kreatif (buku, permainan papan, dan video) dengan pekerjaan sosial untuk mempromosikan toleransi dan mencegah radikalisasi di kalangan anak muda Indonesia.
Alumni Queensland University of Technology, Bapak Rorian Pratyaksa, memenangkan Penghargaan Alumni Muda Luar Biasa. Bapak Rorian adalah salah satu pendiri PayAccess - sebuah perusahaan rintisan pembayaran mobile yang berfokus pada pengembangan ekosistem nirtunai yang mudah diakses, terukur, dan mulus; dan Woobiz - platform pemberdayaan kewirausahaan mikro, berinovasi dalam layanan penjualan dan distribusi di Indonesia. Dan dia belum genap 30 tahun!
Penghargaan untuk Memajukan Pemberdayaan Perempuan diberikan kepada Nilamsari Sahadewa, seorang alumni Griffith University dan pendiri Kebab Turki Baba Rafi – yang mungkin merupakan jaringan waralaba kebab terbesar di dunia. Dia terlibat dalam banyak inisiatif pengembangan SDM seperti: bimbingan bisnis; sebuah akademi yang menargetkan individu berpenghasilan rendah dan memberi mereka keterampilan dapur secara gratis; dan telah bekerja dengan Pemerintah dan masyarakat memberikan pelatihan kepada lebih dari 100.000 orang. Yang paling menonjol adalah pekerjaannya di komunitas Womenpreneur.
Pertanyaan Media:
[email protected]